Sabtu, 04 Desember 2010

makalah lingkungan pendidikan



TUGAS AKHIR SEMESTER
MAKALAH LINGKUNGAN PENDIDIKAN











Widyawati Dewi A.
2601410029
Rombel 07

Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa
Fakultas Bahasa dan Seni
UNNES
2010-11-19






KATA PENGANTAR


Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada Tuhan yang Mahaesa yang telah memberi kami kesehatan, sehingga kami dapat menyusun makalah tentang lingkungan pendidikan dengan baik dan lancar. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman teman telah bekerja sama dengan baik sehingga makalah ini dapat selesai pada waktu yang telah di tentukan.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah wawasan masyarakat luas tentang lingkungan pendidikan.
Kepada rekan – rekan yang membaca makalah ini,serta memberi saran-saran yang sangat berharga.Semoga makalah ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan.















BAB I
PENDAHULUAN
 

1         Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk mancapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal

2         Maksud dan tujuan

      Dalam pemilihan judul ini memang saya sesuaikan dengan keadaan sekarang ini, yaitu bertujuan untuk memahamkan kepada masyarakat luas tentang lingkungan pendidikan .Dan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester.Semoga bermanfaat bagi para pembaca.Apabila ada kekurangan ,saya sebagai penulis mohon maaf.

3         Permasalahan

Makalah ini mengemukakan beberapa permasalahan sebagai berikut:
a)    Pengertian lingkungan pendidikan
b)    Jenis lingkungan pendidikan
c)    Hubungan sekolah dengan masyarakat

BAB II
Pembahasan
Pengertian Linkungan Pendidikan

A.    Pengertian Lingkungan Pendidikan
      Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan .Lingkungan pendidikan dapat pula diartikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan ,yang merupakan bagian dari lingkungan sosial .Mengacu pada pengertian itu lingkungan pendidikan dipilah menjadi 3 yaitu keluarga , sekolah dan masyarakat.Ketiga lingkungan pendidikan tersebut dikenal dengan tripusat pendidikan.
      Ketiga pengertian tersebut kadang dirancukan dengan pemilahan pendidikan yang dikembangkan oleh Philip H. Coombs yaitu :
·         pendidikan informal : pendidikan yang tidak terprogram ,tidak berstruktur, berlangsung kapan pun dan dimana pun.
·         Pendidikan formal : pendidikan berprogram ,berstruktur ,dan berlangsung di persekolahan .
·         Pendidikan nonformal : pendidikan yang berstruktur, berprogram, dan berlangsung di luar persekolahan .

B.    Lingkungan Pendidikan Keluarga
      Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain , lembaga inilah yang pertama ada . Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan pertama kali adalah dalam keluarga .
      Fungsi keluarga pada masyarakat meliputi fungsi produksi ,dan fungsi konsumsi sekaligus secara absolut .Karena adanya berbagai tekanan dari luar dalam bentuk modernisasi , dan mobilitas sosial baik secara vertikal maupun horisontal, fungsi kehidupan keluarga pun mengalami perubahan .Setiap keluarga tetap memerlukan pemenuhan kebutuhan sehari-hari ,namun tidak dapat disediakan sendiri. Dengan demikian keluarga telah mulai kehilangan fungsi produksinya.
      Perubahan fungsi ini berkonsentrasi perubahan struktur keluarga dan pola pendidikannya .Keluarga modern cenderung terdiri dari keluarga inti dengan ukuran kecil, lebih demokratis ,individu , dan cenderung tergantung pada pelayanan jasa dari fihak lain .
      Pendidikan keluarga disebut pendidikan utama karena di dalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian dikembangkan . Bahkan ada beberapa potensi yang telah berkembang dalam pendidikan keluarga .Padahal para pakar pendidikan umumnya sepakat bahwa kemampuan pendidikan hanya pada batas potensi yang dimiliki manusia. Pendidikan sekolah lebih banyak mengembangkan kemampuan akademis ,sedangkan pengembangan kepribadian merupakan tugas pendidikan keluarga .
       Meski pada masyarakat modern ini keluarga telah kehilangan sejumlah fungsi namun keluarga masih tetap merupakan lembaga terpenting dalam proses sosialisasi seorang anak .Karena keluarga yang memberikan setiap individu tuntunan serta contoh-contoh sejak lahir sampai dewasa .
      Pendidikan keluarga dapat dipilah menjadi 2 , yaitu :
·         Pendidikan prenatal : pendidikan sebelum lahir / pendidikan dalam kandungan didasari suatu asumsi bahwa sejak masa konsepsi manusia telah dapat memperoleh pendidikan .Dalam pendidikan ini diyakini merupakan pendidikan untuk pembentukan potensi yang akan dikembangkan dalam proses pendidikan selanjutnya . Merupakan pendidikan yang berlangsung selama anak belum lahir atau masih dalam kandungan. Pendidikan prenatal lebih dipengaruhi kepada kebudayaan lingkungan setempat. Sebagai contoh dalam masyarakat jawa dikenal berbagai macam upacara adat selama anak masih ada dalam kandungan seperti neloni, mitoni. Selain upacara-upacara adat untuk menyelamati anak yang masih dalam kandungan dalam masyarakat jawa dikenal juga berbagai macam sirikan (hal-hal yang harus dihindari) selama anak masih dalam kandungan.
Dalam kehidupan yang lebih modern sekarang ini, terdapat pula model pendidikan prenatal. Seperti mendengarkan lagu-lagu klasik selama anak masih dalamkandungan dalam masyarakat jawa dikenal juga berbagai macam sirikan (hal-hal yang harus dihindari) selama anak masih dalam kandungan.
Dalam kehidupan yang lebih modern sekarang ini, terdapat pula model pendidikan prenatal. Seperti mendengarkan lagu-lagu klasik selama anak masih dalam kandungan, melakukan pemerikasaan rutin ke dokter kandungan atau mengkonsumsi nutrisi yang baik bagi si jabang bayi adalah contoh-contoh pendidikan prenatal dalam kehidupan modern.
Secara sederhana pendidikan prenatal dalam keluarga bertujuan untuk menjamin agar si jabang bayi sehat selama dalam kandungan hingga nanti pada akhirnyadapat terlahir dengan proses yang lancar dan selamat.
·         Pendidikan postnatal : pendidikan sesudah masa kelahiran . Atau bisa disebut juga masa belajar dari lahir sampai mati . Merupakan pendidikan manusia dalam lingkungan keluarga di mulai dari manusia lahir hingga akhir hayatnya. Segala macam ilmu kehidupan yang diperoleh dari keluarga merupakan hasil dari proses pendidikan keluarga postnatal. Dari manusia lahir sudah diajari bagaimana caranya tengkurap, minum, makan, berjalan hingga tentang ilmu agama.
      Sama seperti pendidikan prenatal yang tujuan adalah menjamin manusia lahir ke dunia, pendidikan postnatal ditujukan sebagai jaminan agar manusia dapat menjadi manusia yang baik dan tidak mengalami kesulitan berarti selama proses manusia hidup.
      Bagaimana manusia bersikap tentang segala macam lingkungannya di luar lingkungan keluarag sangat tergantung pada bagaimana proses pendidikan keluarga berlangsung. Dalam dunia modern seperti sekarang, bagaimana pendidikan keluarga berlangsung tidak sepenuhnya tergantung pada orang tua namun bisa juga dipengaruhi oleh orang lain yang notabene bukan bagian dari keluarga. Ini bisa terjadi karena kesibukan orangtua maka orangtua lebih cenderung untuk menyewa orang lain untuk merawat (mengasuh) anaknya.
      Dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anaknya meliputi hal-hal berikut :
·         Motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang yua dengan anak.
·         Motivasi kewajiban moral , sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap keturunannya .
·         Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga , yang pada gilirannya juga menjadi bagian dari masyarakat .



C.   Lingkungan Pendidikan Sekolah
      Pendidikan pascafiguratif adalah pendidikan yang menekankan peserta didik untuk meniru figur “pendidik” .Dengan demikian pendidikan sifatnya hanya konservatif.Seiring dengan perkembangan peradaban manusia , sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dan belantara pendidikan manusia.Sekolah tidak lagi berfungsi sebagai pelengkap pendidikan keluarga .Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola pikir ekonomi yaitu efektivitas dan efisiensi.Pola pikir efektivitas dan efisiensi ini telah menjadi semacam ideologi dalam pendidikan.
D.   Lingkungan Pendidikan Masyarakat
Ada 5 pranata sosial yang terdapat dalam sistem masyarakat , yaitu :
§  Pranata pendidikan : mempunyai tugas dalam upaya sosialisasi ,sehingga setiap warga masyarakat mempunyai kepribadian yang mendekati harapan masyarakat bersangkutan.
§  Pranata ekonomi : mengatur upaya pemenuhan kemakmuran hidup sehingga masing-masing anggota memperoleh kelayakan secara ekonomis .
§  Pranata politik : menciptakan integritas dan stabilitas masyarakat .
§  Pranata teknologi : menciptakan teknik untuk mempermudah kehidupan manusia
§  Pranata moral : mengurusi nilai dan penyikapan atau tindakan dalam pergaulan di masyarakat .
      Sekolah sebagai pendidikan formal ,lahir karena pertimbangan pemikiran efisiensi dan efektivitas dalam pemberian pendidikan kepada seluruh anggota masyarakat . Sekolah ini lahir dari , oleh ,dan untuk masyarakat bersangkutan ,baik tercermin dalam falsafah dan tujuan pendidikan ,kurikulum maupun pengelolaannya.
      Akhir-akhir ini sekolah dinilai terjadi kesenjangan dengan masyarakatnya .Sekolah telah menjadi benda asing dalam masyarakat , yang seolah-olah harus disingkirkan .Sekolah cenderung arogan terhadap masyarakat ,dan masyarakat kurang peduli terhadap sekolah ,Adanya berbagai kesulitan yang dialami sekolah dalam memperoleh dukungan dari masyarakat , adanya perijinan yang berbelit terhadap berbagai kegiatan sekolah di masyarakat , adanya keengganan masyarakat untuk menggunakan fasilitas sekolah ,adalah beberapa bukti adanya kesenjangan ini .
      Sehubungan dengan hal itu ,perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengakrabkan sekolah dengan masyarakat .Beberapa hal  yang telah dilakukan  antara lain BP3 ,adanya berbagai bantuan finansial terhadap pembangunan kelengkapan sekolah ,sistem magang ,KKN ,PKL, dan lain-lain .Akan tetapi dalam banyak hal ,khususnya yang dilakukan di sekolah , masih bersifat formalitas .
E.    Hubungan Sekolah dengan masyarakat
a.    Hubungan Transaksional antar Sekolah Dengan Masyarakat
      Hubungan antara sekolah dengan masyarakat paling tidak dapat dilihat dari dua segi, yaitu :
1.    Sekolah sebagai partner masyarakat dalam melakukan fungsi pendidikan
2.    Sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari masyarakat .
      Dari segi pertama menempatkan sekolah dan masyarakat dalam posisi yang sejajar dalam hal menjalankan fungsi pendidikan ,antara keduanya terdapat hubungan yang fungsional .Berhasil tidaknya pendidikan yang satu ditentukan juga oleh berhasil tidaknya pendidikan lain .Keberhasilan pendidikan seseorang dalam sekolah ditentukan juga oleh pengalaman dalam masyarakatnya .
       Dari segi kedua , masing-masing dipandang memiliki hubungan yang rasional sesuai dengan kebutuhan .Sekolah sebagai produsen dituntut untuk mengakomodasi keinginan masyarakat akan pendidikan.

Lima cara untuk meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat ,yaitu :
v  Melalui aktivitas kurikuler para siswa
v  Aktivitas para guru
v  Kegiatan ekstra kurikuler
v  Kunjungan para orang tua siswa ke sekolah
v  Melalui media massa
      Adapun hal-hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat terhadap sekolah adalah menyediakan dana pendidikan melalui beasiswa,pajak, dan lain-lain; menyediakan fasilitas belajar dan memantau pemanfaatannya;menerima kehadiran siswa dalam berbagai program secara sukarela ; ikut mengontrol pelaksanaan pendidikan di sekolah.
b.    Hubungan Transmisi dan transformasi
      Hubungan Transmisif terjadi manakala sekolah berperan sebagai pewarisan kebudayaan.Kebudayaan diartikan sebagai seperangkat sistem ide,tingkah laku,dan benda,yang dimiliki sekelompok masyarakat, yang diperoleh melalui proses belajar.Kebudayaan ini tidak dengan sendirinya ada dalam diri anak.Kebudayaan ini diwariskan kepada generasi berikutnya melalui proses ditransmisikan atau diajarkan.
      Hubungan transformatif terjadi manakala sekolah berperan sebagai agen pembaharu dalam kebudayaan masyarakat .Seiring dengan perkembangan peradaban manusia ,beberapa wujud budaya dinilai lagi tidak kondusif untuk perkembangan masyarakat.Secara ideal sekolah dituntut untuk melakukan inovasi hal tersebut.Dalam kaitan ini ada beberapa hal yang mungkin dilakukan siswa SD, yaitu reproduksi budaya ,difusi budaya,dan berpikir kreatif.
      Dalam reproduksi budaya ,murid dibelajarkan untuk melakukan penggalian unsur-unsur budaya yang telah ada dalam masyarakatnya.Beberapa nilai budaya yang dinilai positif dan cenderung memudar ,dapat direproduksi ,dengan berbagai penyesuaian.
      Dalam difusi kebudayaan ,murid dibelajarkan agar dapat menyebarluaskan unsur-unsur budaya yang dinilai positif dan belum dimiliki masyarakat ,kepada masyarakatnya .Kemampuan berfikir kreatif perlu dikembangkan dan ditanamkan dalam diri siswa, sehingga pada gilirannya tercipta manusia pembaharu.

 

BAB III
PENUTUP



A. Kesimpulan
Proses mencapai tujuan pendidikan untuk menghasilkan manusia yang unggu baik secara pribadi maupun penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya tergantung tentang bagaiamana sistem pendidikan di jalankan oleh lingkungan pendidikan formal. Namun juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat.
Antara lingkungan pendidikan yang satu dan lingkungan yang lain yang disebut sebgaia tripusat pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, namun ada hubungan saling mempengaruhi diantara lingkungan pendidikan.


B. Saran
Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang yang erat maka diperlukan sebuah koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kirikulum lingkungan formal (sekolah) baiknya untuk mepertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan masyarakat. Bahkan kalau memungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh masyarakat dalam merumuskan kurikulum pendidikan.